#SIP A. Database

-
Sejarah Database
​
Pada pertengahan tahun 1960-an, General Electric memodifikasi COBOL (Common Business Oriented Langueage) agar dapat memanggil data dari beberapa file. Sambungan digunakan untuk menghubungkan antara record dalam sebuah file dengan record yang dihubungkan secara logik dalam file yang lain. Sistem GE ini disebut IDS (Integrated Data Store), dan ini merupakan langkah awal munculnya dataase terpadu dari beberapa file.
​​
Ada dua model database yang awalnya sukses. IBM mengembangkan dan mempromosikan DL/I atau yang membuat database berbentuk pohon atau hirarki. Pada tahun 1970-an terciptalah model DBTG (. Model DBTG telah menjadi dasar sejumlah produk DBMS yang sukses pada tahun 1970-an. DBMS dikembangkan setelah E.F.Codd berhasil menyakinkan IBM. Model relasional yang paling terkenal adalah DB2, yaitu DBMS yang masih aktif digunakan sampai saat ini.​
​
Pada tahun 1991, membuat yang kemudian menggantikan semua produk DBMS peronal lainnya dalam beberapa tahun. Akhirnya pada tahun-tahun terakhir telah muncul penggunaan XML, yang awalnya merupakan situs Web.
-
Konsep Database
​
Database adalah kumpulan data komputer terpadu yang disusun dan disimpan dalam suatu cara sehingga ia mudah dipanggil. Gambar berikut menunjukkan jumlah file perusahaan yang dapat dipadukan secara logik. Garis yang ada menunjukkan perpaduan logik.
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
Perpaduan record secara logik dalam beberapa file ini disebut konsep database.
Bila perusahaan menerapkan konsep database, maka hirarki datanya menjadi:
-
Database
-
File
-
Record
-
Elemen data
​
​
-
Struktur Database
Perpaduan file secara logik dapat dicapai secara eksplisit ataupun implisit.
​
-
Hubungan Eksplisit
Indeks inversi dan field penghubungan membuat hubungan eksplisit antara data yang dipadukan secara logik. Indeks dan field ada secara fisik dan harus digabungkan ke dalam file ketika mereka dibuat. Jika tidak, permintaan manajer akan informasi yang dipadukan secara logik tidak dapat dipenuhi.
​​
-
Struktur Hirarkis
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
Gambar diatas menunjukkan cara pemaduan dari empat file yang terpisah. Tiap salesperson mempunyai salesperson tunggal yang berisi data seperti terdaftar dalam gambar tersebut. Tiap mempunyai beberapa statistik penjualan, yaitu tiap berisi setiap item yang dijual kepada pelanggan. Tiap juga mempunyai beberapa pelanggan, yang memberikan informasi mengenai tiap pelanggan dalam wilayah tersebut. Yang terakhir, setiap pelanggan dari tersebut bisa mempunyai beberapa tanda terima, yaitu untuk tiap pembelian yang belum dibayar.
​
Record dalam gambar tersebut disusun secara hirarki. Setiap record pada satu tingkat dapat dihubungkan dengan beberapa record pada tingkat lebih bawah berikutnya. Bila relasi logik seperti itu terjadi antara record dalam file yang berbeda, hal ini disebut struktur hirarkis. Record pada suatu tingkat yang mempunyau record cabang disebut parent. Record yang berapa pad tingkat di bawahnya disebut children. Dalam struktur hirarkis, sebuah child hanya mempunyai satu parent.
​
Fasilitas penting lain yang ada pada gambar diatas adalah penghubung yang membentuk relasi eksplisit. Bila anda memanggil (misalkan salesperson 23), relasi tersebut akan membimbing anda ke lain yang berada dalam lain yang dihubungkan secara logik ke tersebut.
​
-
Struktur Jaringan
Struktur database terkenal lainnya yang menggunakan relasi eksplisit adalah struktur jaringan. Perbedaan pokok antara struktur jaringan dan hirarkis adalah bahwa dalam struktur jaringan, child dapat mempunyai parent lebih dari satu.
​
-
Relasi Implisit
Pada awal tahun 1970-an, Edgar F. Codd dan C.J Date, yang bekerja secara terpisah, mengembangkan pendekatan untuk menetapkan relasi antara record yang tidak perlu dinyatakan secara eksplisit. Dengan kata lain, field penghubung khusus tidak perlu dimasukkan ke dalam record. Pendekatan mereka ini disebut struktur relasional, dan ia menggunakan relasi implisit, yaitu relasi yang dapat dibuat dari data record yang telah ada.
​
Misalkan kita akan menggunakan dua tabel data untuk menyiapkan laporan, maka data yang berada dalam database relasional akan berupa dalam bentuk tabel yang disebut flat file. Flat file adalah susunan data dua dimensi dalam kolom dan baris.
Dua tabel data yang akan digunakan untuk menyiapkan laporan terdapat dalam tabel berikut. Kita menghendaki supaya laporan mendaftar salesperson dalam Territory 1, yang menunjukkan nomor dan nama salesperson. Kedua tabel tersebut dibutuhkan. Tabel A memberikan sarana pengidentifikasian record untuk Territory 1, dan nama salesperson didapat dari Tabel B. Jika anda disuruh menyiapkan laporan seperti itu, anda tidak perlu mengikuti instruksi khusus. Anda akan memadukan data secara logik walaupun tak ada relasi eksplisit diantaranya. Relasi implisit dibuat dengan field nomor salesperson dalam kedua tabel. Field nomor salesperson secara bersama dihubungkan dengan nomor territory dalam Tabel A dan dengan nama salesperson dalam Tabel B. Inilah cara perpaduan isi beberapa file secara logik dalam database relasional.
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
-
Kelemahan & keunggulan Database Manajemen System
​​
Kelemahan DBMS
-
Mendapatkan software yang mahal. DBMS mainframe masih mahal. DBMS mikrokomputer akan tidak mahal jika dibandingkan dengan versi mainframe. Harganya dapat sama dengan pembiayaan pokok dari suatu organisasi kecil.
-
Mendapatkan konfigurasi hardware yang besar. DBMS biasanya membutuhkan kapasitas penyimpanan primer dan sekunder yang lebih besar dari pada yang dibutuhkan oleh program aplikasi. Juga, kemudahan dalam pemanggilan informasi dengan DBMS akan mendorong adanya pencantuman terminal pemakai yang lebih banyak dalam konfigurasi dari pada kebutuhan yang lain.
-
Mempekerjakan dan menggaji staf DBA. Kelemahan ini kurang bisa diterapkan terhadap pemakai mikrokomputer, sebab DBMS mempunyai sifat user-friendly (kemudahan dalam penggunaan).
Keunggulan DBMS
-
Mengurangi kelebihan data. Jumlah total file dikurangi selagi file duplikat dihapus. Ada juga minimalisasi data biasa yang ada dalam file.
-
Memadukan data dari beberapa file. Organisasi atau susunan fisik data tidak lagi menghambat pemakai dalam menerima informasi dari beberapa file.
-
Memanggil data dan informasi secara cepat. Baik relasi logik dan DML maupun bahasa query memungkinkan pemakai untuk memanggil data dalam beberapa detik atau menit, yang hal ini mungkin dilakukan oleh yang lain dalam waktu beberapa jam atau hari.
-
Meningkatkan keamanan. DBMS mainframe menyertakan beberapa tingkat pencegahan untuk keamanan. Ada yang menyamakan hal ini seperti penemapatan beberapa pagar yang dihubungkan dengan rantai yang mengelilingi sumber data. Banyak dari DBMS mikrokomputer yang lebih baru menggabungkan tingkat keamanan ini. Data yang dikelola oleh DBMS ini harus lebih aman dari pada data dalam perusahaan.
​​
-
Peranan Database & Data Base Manajemen System dalam memecahkan masalah di bidang Psikologi.
Database yang memberikan data yang relevan, akurat, tepat waktu, dan lengkap akan menjadi sumber yang paling penting bagi psikolog. Tanpa data, pemroses informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang diperlukan psikolog untuk memecahkan masalah. DBMS digunakan untuk menciptakan database, memelihara isinya, membuat isinya dapat digunakan oleh psikolog, dan mengamankan sumber data dari penyalahgunaan dan kerusakan. Kita harus mengetahui bahwa baik database yang diciptakan secara komputerisasi ataupun DBMS bukanlah prasyarat mutlak untuk pemecahan masalah.
Namun demikian, mereka adalah sumber yang bernilai bagi psikolog yang mengetahui akan pentingnya informasi.
​
​
SUMBER REFERENSI:
Bertalya, dkk. (2007). Sistem Basis Data. Depok : Universitas Gunadarma.
Conolly, Thomas and Carolyn B.(2002). Database Systems. New York.Harlow.
Kroenke, D.M.(2003). Database processing jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kroenke, D.M.(2005). Database processing jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Prabawati,A. (2010). Shortcoure pengembangan aplikasi database berbasis javadb dengan netbeans. Semarang: Andi Yogyakarta dan Wahana Semarang.
​
Pramana, H.W. (2005). Kunci sukses aplikasi penjualan berbasis access 2003. Jakarta: Gramedia.
Rusdi, H.A. (2015). Aplikasi TI dalam manajemen konstruksi. Yogyakarta: Deepublish.
Sarosa, S. (2007). Sistem informasi akuntasi. Sleman: Deepublish
Sutanta, E., (1996). Sistim Database, Konsep dan Peranannya dalam Sistim Informasi Managemen. Andi Offset. Yogyakarta.
Santoso, S & Susanto, B. (2000) . Aplikasi Access dalam Pengolaan Data Personalia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sutabri, T., (2003) . Sistim Informasi Managemen. Penerbit ANDI Yogyakarta.


